Artikel

Balanced Score Card : Berfokus kepada Prioritas Kinerja Menggunakan BSC

Selasa, 7 Desember 2021

Di jalan tol, kita dapat melihat perilaku pengemudi mobil yang beragam. Ada yang konsisten untuk tetap melaju di lajur tengah. Ada yang bertahan pada lajur paling kanan dengan maksud agar dapat terus mendahului. Kadang-kadang pula dijumpai pengendara yang gemar berpindah lajur setiap kali melihat ada celah kosong.

Walaupun terdapat banyak indikator pada dashboard mobil, umumnya kita hanya perlu memantau indikator untuk kecepatan dan bahan bakar. Namun preferensi di dalam mengemudikan mobil membuat apa yang perlu dipantau menjadi berbeda. Pengemudi yang melaju konstan di lajur tengah bisa jadi karena dia memprioritaskan efisiensi bahan bakar. Dia menjaga agar melaju tidak melebihi, katakanlah 60 km/jam. Indikator bahan bakar pun akan terus diperhatikan, untuk memastikan konsumsi yang irit. Di sisi lain, pengemudi yang selalu berusaha untuk mendahului di lajur kanan, yang menjadi prioritas baginya adalah waktu tempuh, sehingga dia selalu memaksimalkan laju mobilnya (tentunya sepanjang tidak melebihi batas kecepatan maksimum), katakanlah pada kecepatan 80 km/jam. Konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi tidak menjadi masalah, selama dia dapat melaju dengan cepat. Para pengemudi ini sama-sama merujuk kepada indikator kecepatan untuk memantau laju kendaraannya, namun level kecepatan yang ingin dicapai berbeda karena ada perbedaan prioritas. Demikian pula, yang satu memantau konsumsi bahan bakar dengan seksama, yang lain tidak terlalu menganggap penting. Jadi, prioritas (efisiensi bahan bakar vs. waktu tempuh) menentukan indikator apa saja yang perlu dipantau dan level kinerja (kecepatan) yang ingin dicapai.

Untuk suatu organisasi, jumlah indikator kinerja yang perlu dipantau tentunya jauh lebih banyak. Yang menjadi pertanyaan adalah seberapa banyak yang perlu digunakan? Sebagai contoh, jika ditanyakan apa indikator kinerja yang penting untuk digunakan untuk mengukur kinerja hotel? Maka jawabannya sangat beragam, seperti misalnya: persentase tingkat hunian, rata-rata durasi waktu tamu menginap, rata-rata pendapatan per tamu, rating oleh para reviewers, rata-rata waktu untuk check-in dan lain-lain. Tidak tertutup kemungkinan, jumlah indikator kinerja yang diusulkan mencapai belasan atau malah puluhan! Ini suatu fenomena yang disebut dengan Key Performance Indicator Rain (KPI Rain). Tanpa adanya suatu koridor yang jelas, kita dapat terjebak ke dalam penggunaan indikator kinerja dalam jumlah yang berlebihan.

Balanced Scorecard (BSC) adalah suatu perangkat manajemen yang dapat dimanfaatkan untuk menseleksi indikator kinerja utama bagi suatu organisasi. Yang menjadi dasar untuk pemilihannya adalah strategi yang dijalankan oleh organisasi tersebut. Indikator kinerja utama merupakan alat untuk mengukur keadaan dari strategi; sedangkan target dari indikator kinerja utama menunjukkan level kinerja yang ingin dicapai, serta mendefinisikan bagaimana strategi itu dinilai berhasil. Dengan cara seperti ini, kita terhindarkan dari fenomena KPI Rain dan indikator kinerja yang dipilih membantu kita untuk lebih fokus kepada prioritas strategis organisasi. Dengan BSC pula, kita dapat menentukan pada jenjang mana suatu indikator kinerja perlu diletakkan. Indikator yang mencerminkan prioritas strategis tentunya harus berada pada jenjang tertinggi pada organisasi. Indikator yang lebih bersifat operasional, dapat dilekatkan ke unit kerja. Kepada unit kerja dapat didelegasikan indikator kinerja strategis yang berasal dari level organisasi, sepanjang sejalan dengan lingkup kewenangannya.

Dengan mekanisme penempatan indikator kinerja semacam ini, BSC membantu organisasi untuk berfokus kepada prioritas kinerja yang membawa dirinya bergerak maju ke masa depan.

Dengan memahami hal diatas tentunya saat ini tidak sulit untuk diterapkan di dalam perusahaan, karena saat ini sudah bukan jamannya menjalankannya dengan manual, saat ini sudah dikembangkan aplikasi Altiuspeople Enterprise yang dapat menjawab permasalahan perusahaan untuk menerapkan indicator kinerja dan melakukan penilaian kinerja dengan tepat dan menyeluruh.

Aplikasi Altiuspeople Enterprise menghubungkan setiap elemen dalam satu platform. Strategi dan Sasaran, Komunikasi, Umpan Balik, Evaluasi, Pengakuan dan Penghargaan saling mendukung. Kerangka kerja Altiuspeople Enterprise mendukung organisasi yang efektif, pengelolaan kinerja karyawan, dan peningkatan produktivitas.

Demo Gratis : https://bit.ly/altiuspeoplefoundation-registerdemo

Prima A. Biromo

Direktur AGI Consulting

Praktisi Manajemen Kinerja

 

 

 

back to top
Open chat
butuh infomasi?
Halo ada yang bisa Kami bantu?